Sekilas info tentang Kradenan
Kradenan, Grobogan
Kradenan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia.Di kecamatan ini, tepatnya di Desa Kuwu, berlokasi subjek geologi yang khas, Bledug Kuwu, berupa kawah lumpur (mud volcano) yang secara rutin melepaskan lumpur dari perut bumi.
Desa/kelurahan :
Bago, Banjardowo, Banjarsari, Crewek, Grabagan, Kalisari, Kradenan, Kuwu, Pakis, Rejosari, Sambongbangi, Sengonwetan, Simo, Tanjungsari,
ref : http://id.wikipedia.org/wiki/Kradenan,_Grobogan
Cerita Mengenai Kradenan
Dukuh Kradenan, menurut cerita para orang tua sebenarnya masih ada hubungan dengan Giri Kedaton. Sahdan, saat pengusa Giri Kedaton terakhir yaitu Panembahan Mas Witana Sideng Rana, di gantikan oleh Pangeran Puspa Ira(Singonegoro) atas perintah Sunan Amangkurat I. Maka kekuasaan Giri benar2 berakhir. Karena Panembahan Mas Witana adalah Keturunan Sunan Giri terakhir yg memegang tampuk kekuasaan di Giri Kedaton.
Dan oleh karena pada saat itu pengaruh kekuasaan Giri mulai pudar dan para keturunan Giri tidak mempunyai kedudukan apapun di Giri, Karena Giri sudah di kuasaai oleh mataram, Maka banyak Keturunan Sunan Giri yg keluar dari Wilayah Giri. Salah satu wilayah yg di tuju adalah wilayah barat Giri yaitu Daerah Lamongan. Waktu itu daerah sekitar Lamongan masih berupa hutan. Dan yg paling banyak adalah hutan bambu. Salah satu di antara keturunan Giri yg mengembara ke barat adalah R. Ronokusumo dan R. Ronowijoyo. Dua orang ini adalah saudara kakak beradik. Setelah melakukan perjalanan yg panjang ke arah barat, kedua orang ini singgah di sebuah daerah di lereng Gunung Pegat Sebelah Selatan. Karena di pikir daerah ini cocok untuk mendirikan perkampungan yg aman dari kejaran kaki tangan Amangkurat l yg selalu mengejar ngejar Keturunan dari Giri Kedaton. Maka Keturunan Giri itu, di bantu dg para pengikutnya Mendirikan Perkampungan di situ. Karena alasan keamanan, maka di pilihlah tempat yg agak sepi dan jauh dari jangkauan pasukan Mataram.
Tempat itu sekaran terkenal dg sebutan "Ndelik" yg dlm bahasa jawa artinya "Ngumpet" atau "Sembunyi". Lama kelamaan perkampungan baru itu mulai ramai. Nah, pada saat kondisi mulai aman karena kekuasaan mataram yg mulai redup karena akibat di pecah belah oleh belanda, Maka di antara keturunan dari R. Ronokusumo, yaitu R. Qosim dan R. Koyan berniat membuka perkampungan baru. Maka di pilihlah daerah yg agak ke barat dari Ndelik sebagai perkampungan baru. Dan di Saat Pemerintahan Belanda Menganjurkan sebuah nama dan pemimpin untuk sebuah kampung yg baru, maka di sepakati R.Qosim sang kakak sebagai Lurah dan sang adik R.Koyan sebagai Carik.
Ini sebagai bentuk penghargaan atas jasa kedua keturunan Giri tsb. Dan karena di haruskan pula perkampungan baru harus punya nama, maka di sepakati di beri nama "Keradenan" yang artinya; Tempatnya para Raden. Versi lain dari nama "Keradenan" tsb, di kisahkan bahwa karena pada waktu itu, para keturunan dari Giri Kedaton tsb kalo tidak di panggil dg sebutan "Raden" maka mereka tdk mau menoleh. Karenanya sebagian warga kampung2 tetangga di daerah situ menganggap Para Keturuan Giri itu Sombong dan Mereka menyebutnya "Keradenen". (Yang tafsiran mereka kok keradenen banget, masak kalo nggak di panggil dg embel2 raden kok nggah mau noleh) Demikianlah, akhirnya perkampungan tersebut terkenal dg sebutan Keradenan atau Kradenan.
ref : http://peperonity.com/go/sites/mview/kradenan/17379436
Stasiun Kradenan
| |
Letak | |
---|---|
Provinsi | : Jawa Tengah |
Kabupaten | : Grobogan |
Kecamatan | : Kradenan |
Desa | : Kradenan |
Kode pos | : 58182 |
Sejarah | |
Informasi Lain | |
Operator | : Daerah Operasi IV Semarang |
Kode stasiun | : KNN |
Elevasi | : +55 m. dpl. |
Layanan | : Blora Jaya Ekspres, Feeder :Tawang Jaya |
Stasiun Kradenan (KNN) adalah stasiun kereta api kelas 3 yang berada di Desa Kradenan, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan. Stasiun Kradenan mempunyai 3 jalur rel kereta api dengan jalur 2 sebagai sepur lurus (sepur utama) dan bangunan stasiun berada di sisi utara rel. Stasiun kereta api yang berketinggian +55 meter di atas permukaan air laut ini dikelola oleh PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi IV Semarang.
Sejarah singkat Stasiun Kradenan
Pengeboman Stasiun Keradenan
Antara akhir tahun 1945 atau awal tahun 1946 Desa Kradenan dibom. Desa Kradenan terletak di Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Saya tidak menemukan tanggal pasti kapan kejadian pengeboman ini. Saya menduga pengeboman ini berhubungan dengan kedatangan tentara Sekutu ke Indonesia. Mungkin berhubungan dengan kejadian 10 November di Surabaya.
Tugu Pahlawan K |
Beginilah cerita yang saya dapatkan dari emak, engkong dan mama saya:
Pasar Kradenan mulai ramai. Emak sedang bersiap untuk pergi ke pasar. Semua dagangan telah disiapkan sore sebelumnya. Sungali dan dua kuli lainnya sudah siap untuk mengantar dagangan tersebut ke pasar. Namun mama rewel dan menangis terus. Saat itu mama berumur sekitar 5 tahunan. Emak mencoba untuk menenangkan mama. Namun mama terus saja menangis. Hal tersebut membuat emak jengkel. Dia memerintahkan Sungali dan dua kuli lainnya untuk segera berangkat ke pasar. Sementara emak masih berupaya untuk menenangkan mama. Tiba-tiba BUMMMM, ledakan keras terdengar dari arah stasiun kereta dan BUMMMM – BUMMMMM terdengar dua ledakan lainnya terjadi di jalan kearah pasar di dekat gudang depo. Emak segera berlari keluar. Engkong yang sadar bahwa ada bahaya besar, segera mencegah emak untuk keluar rumah.
Tiga buah bom besar jatuh. Stasiun kereta hancur. Gudang kereta api yang kami sebut depo lolos dari bom. Dua bom yang sepertinya diarahkan ke depo, jatuh di jalan pasar yang penuh manusia. Jalan menuju pasar melewati halaman gudang depo kereta api, sehingga para pedagang yang sedang mengangkut dagangan dan orang kampung yang sedang menuju pasar menjadi korban. Dua kuli yang membawa dagangan emak hancur lebur tubuhnya, sementara Sungali selamat karena dia berangkat agak lambat. ”Kami tak bisa menemukan mayatnya. Hanya beberapa gumpal daging yang tersisa. Bahkan ada beberapa daging yang berada di atas pohon trembalo. Banyak korbannya”, kata emak saya saat dia menceritakan peristiwa tersebut.
Berbagai versi mengapa Desa Kradenan dibom adalah karena tentara Sekutu ingin menghancurkan jaringan kereta api (stasiun dan depo) yang merupakan alat tarnsportasi minyak dari Cepu. Ada juga yang mengatakan bahwa pengeboman tersebut sebenarnya ingin menghancurkan Tempat Penimbunan Kayu (TPK) yang merupakan sumber ekonomi RI, tetapi meleset. TPK terletak sekitar 150 meter dari jalan pasar yang dibom. Cerita lainnya mengatakan bahwa Sekutu menduga para pejuang bersembunyi di rerimbunan pohon-pohon trembesi yang ada di TPK. Mana yang benar? Saya tidak mendapatkan info yang sahih tentang hal ini.
Di tempat dimana bom tersebut jatuh kini didirikan Tugu Pahlawan. Tugu ini dibangun pada tahun 1958. Seingat saya, dulu tertera tanggal pengeboman, tetapi kini tanggal tersebut telah hilang.
Beberapa hari setelah peristiwa pengeboman, ada perintah untuk masing-masing rumah membuat lubang persembunyian yang diatasnya ditutup dengan batang pisang. Engkong membuat lubang yang cukup besar disamping toko. Begitu ada suara pesawat terbang, mereka berhamburan sembunyi di lubang tersebut.
Read more: http://baltyra.com/2012/01/27/pengeboman-stasiun-keradenan/#ixzz1uxkM8MX3
cb donk bwd fto" bserta aktftas yg menarik utk berkunjung ksana. . .hehehehe
BalasHapuskradenan its best place:-)