Langsung ke konten utama

Bahaya yang Mengancam Pernikahan

Anda mungkin sudah tahu bahwa masalah keuangan, mertua yang ikut campur, atau adanya orang ketiga berpotensi menghancurkan rumah tangga. Tapi di luar hal-hal ekstrem itu, ternyata banyak hal kecil dalam pernikahan yang justru bisa lebih berbahaya.

 Bahaya yang Mengancam Pernikahan


1. Komunikasi digital
Mengirim SMS, BBM, WhatsApp, atau bahkan email, memang lebih cepat dan praktis dibanding menelepon atau bertemu langsung. Apalagi jika Anda berdua sama-sama sibuk. Namun penelitian yang dilakukan Oxford University menemukan bahwa semakin sering pasangan berkomunikasi secara digital, semakin mereka tak puas dengan pernikahannya.

Jenev Caddell, PsyD, ahli psikologi pernikahan, mengatakan bahwa teknologi memperlancar komunikasi, tapi tidak memuaskan secara emosi. Untuk mengatasinya, pastikan bahwa komunikasi digital dilakukan hanya untuk hal-hal rutin saja. Sedangkan untuk hal-hal penting, tetap bicarakan secara tatap muka. Simpan hal-hal menarik yang ingin Anda ceritakan untuk sesi khusus obrolan santai di akhir hari.

2. Hobi nonton film romantis
Banyak wanita senang nonton film romantis. Tapi hati-hati, jangan anggap serius film-film tersebut, karena riset menunjukkan bahwa pasangan yang percaya pada romansa ala film biasanya jadi tidak sepenuh hati menjalankan hubungan asmaranya sendiri.

Dalam film, meski cobaan dan kesedihan melanda, selalu ada akhir yang bahagia dan mengejutkan. Tentu saja hal ini tidak terjadi di dunia nyata. Tidak semua lelaki bisa berlaku seperti pangeran impian, dan tidak semua pernikahan berjalan layaknya di film romantis. Gunakanlah film-film ini sebagai inspirasi bagi pernikahan Anda, tapi selalu ingat bahwa film hanya karya fiksi.

3. Kurang tidur
Riset yang dilakukan UC Berkeley menemukan bahwa sebagian besar pasangan bertengkar hebat dalam kondisi kurang tidur. "Jika Anda kurang tidur, konsentrasi akan menurun dan Anda tak bisa berpikir jernih," ujar Leslie Becker-Phelps, PhD, psikolog dan relationship expert untuk WebMD. Jadi lain kali, jika Anda sedang beradu mulut dengan suami, coba ajak dia baik-baik untuk membicarakan masalah ini besok pagi setelah terbangun dari tidur nyenyak.

4. Tak pernah bertengkar
Karena Anda tak pernah berantem dengan suami, bukan berarti semua baik-baik saja. "Yang juga tak pernah bertengkar adalah pasangan yang tak jujur kepada satu sama lain," ujar Dr. Becker-Phelps. Bertengkar sesekali, menurut penelitian Universitas Michigan, justru baik untuk kesehatan. Karena jika ada masalah dan hanya dipendam saja, hormon stres akan meningkat tajam dan memicu penyakit fisik.

Namun bukan berarti Anda harus membesar-besarkan hal kecil dan membuatnya jadi pertengkaran. Cukup saling jujur dan terbuka saja, bicarakan semua hal yang mengganggu pikiran Anda. Jika Anda kurang suka dengan kebiasannya melempar baju kotor sembarangan, alih-alih dipendam bertahun-tahun hingga akhirnya meledak jadi pemicu pertengkaran saat Anda sedang sensitif, lebih baik bilang baik-baik pada suami. Katakan bahwa Anda mencintainya, namun Anda akan lebih bahagia jika ia menyimpan baju kotornya di keranjang yang sudah disediakan.

5. Masalah rumah tangga teman
Penelitian menunjukkan bahwa perceraian cenderung mewabah dalam lingkaran sosial, keluarga, bahkan tempat kerja. Jika suami teman Anda ketahuan berselingkuh, tanpa disadari Anda akan mulai bertanya-tanya apakah hal yang sama mungkin terjadi pada suami Anda. Terlebih jika Anda memiliki sejumlah teman yang bercerai, karena ini membuat Anda berpikir pada perceraian adalah salah satu opsi yang bisa dipertimbangkan.
Bukan berarti Anda harus meninggalkan teman yang rumah tangganya bermasalah. Tentu saja tidak. Cukup tingkatkan kesadaran diri bahwa pernikahan setiap orang berbeda-beda, karena terdiri dari dua orang yang memiliki nilai moral dan kepribadian yang berbeda pula. Apa yang terjadi pada rumah tangga sahabat Anda tak bisa dibandingkan dengan rumah tangga Anda.
6. Melupakan kencan
Banyak pasangan setelah menikah, apalagi punya anak, berhenti meluangkan waktu untuk kencan berdua saja. Padahal berkencan sangat penting untuk menghangatkan hubungan, untuk beristirahat sejenak dari berbagai kewajiban rumah tangga, mengurus rumah, mengurus anak, dan sebagainya, dan mengingatkan diri bahwa pernikahan bukan sekadar "pekerjaan", tapi komitmen yang didasari rasa cinta.

Tak perlu merencanakan liburan atau bulan madu kedua ke tempat yang jauh-jauh. Berkencan sebaiknya malah dilakukan sering dan rutin, misalnya setiap malam minggu, persis seperti waktu Anda masih berpacaran.

7. Terlalu banyak minta maaf
Jika Anda memang melakukan kesalahan, minta maaf memang sudah sewajarnya. Yang berbahaya adalah jika Anda atau suami adalah tipe yang meminta maaf hanya supaya pertengkaran berakhir. Padahal bisa jadi pihak yang meminta maaf tersebut tidak tahu kesalahan apa yang dia lakukan, atau bahkan tahu tapi tidak mengerti kenapa itu jadi kesalahan di mata pasangannya.

Yang lebih berbahaya adalah jika Anda atau pasangan gemar meminta maaf hanya karena malas bertengkar, tapi dalam hati memendam kesal. Yang terbaik adalah selalu memberi tahu pasangan apa yang Anda rasakan. Jika Anda senang melakukan A, tapi dia tak suka, jangan langsung meminta maaf dan memendam kecewa. Bicarakan pada pasangan kenapa Anda senang melakukan A, dan minta dia untuk mengerti, atau setidaknya cari jalan tengah yang sama-sama menguntungkan.

sumber : http://id.she.yahoo[dot]com/tujuh-bahaya-laten-yang-mengancam-pernikahan-anda-082538334.html

Komentar

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan PESAN dan KESAN sahabat setelah membaca Artikel ini >>
1. LINK AKTIF tidak diperbolehkan di komentar ini.
2. Mari berbagi, berdiskusi dengan berkomentar yang efektif dan membangun
3. Berkomentar hari ini, maka hari itu juga saya akan berkunjung ke Blog sahabat

Postingan populer dari blog ini

Filsafat Huruf Jawa (Hanacaraka)

Makna dan Filsafat Huruf Jawa Ha-Na-Ca-Ra-Ka  berarti ada ” utusan ” yakni utusan hidup, berupa nafas yang berkewajiban menyatukan jiwa dengan jasat manusia. Maksudnya ada yang mempercayakan, ada yang dipercaya dan ada yang dipercaya untuk bekerja. Ketiga unsur itu adalah Tuhan, manusia dan kewajiban manusia ( sebagai ciptaan).• Da-Ta-Sa-Wa-La  berarti manusia setelah diciptakan sampai dengan data ” saatnya ( dipanggil ) ” tidak boleh sawala ” mengelak ” manusia ( dengan segala atributnya ) harus bersedia melaksanakan, menerima dan menjalankan kehendak Tuhan. Pa-Dha-Ja-Ya-Nya  berarti menyatunya zat pemberi hidup ( Ilahi) dengan yang diberi hidup ( makhluk ). Maksdunya padha ” sama ” atau sesuai, jumbuh, cocok ” tunggal batin yang tercermin dalam perbuatan berdasarkan keluhuran dan keutamaan. Jaya itu ” menang, unggul ” sungguh-sungguh dan bukan menang-menangan ” sekedar menang ” atau menang tidak sportif.• Ma-Ga-Ba-Tha-Nga  berarti menerima segala yang diperintahkan dan

Nafsu Birahi Anak Sekolah

Nafsu Birahi Anak Sekolah (Edukasi) Bila esok itu ada.. tetaplah kau disana.. dihari hari yang kujalani nanti. agar sepertinya kisah ini bukan seperti pelangi.. indah sesaat lalu pergi lagi… Namun setelah saat itu keindahannya tak kutemukan lagi kita semua tahu tak ada badai yang harus di halau,,, tak ada lubang yang harus tertutupi tak ada kekosongan yang harus di isi,,,  Semua sudah jelas tak ada lagi bait-bait yang meski du untai dalam sebuah kisah karena kau, aku dia tahu semua telah berakhir…. Source Ok sahabat, terimakasih sebelumnya sudah mampir di Kradenan . Dengan aktifitas yang sangat padat saya ' admin   berupaya untuk meluangkan sedikit waktunya untuk berbagi. Kali ini mungkin agak berbeda dengan apa yang sebelumnya pernah  ' admin   postingkan. Sudah merupakan bukan rahasia umum lagi dengan kisah-kisah yang tak tabu lagi, yang banyak dialami saudara-saudara di sekitar kita. Tulisan ini diawali dengan kisah nyata: Sebu

Filosofi Kupu-Kupu

Ilmuwan paling terkemuka abad-20, Albert Eisntein mengatakan, "Hanya orang-orang gila yang mengharapkan hasil berbeda tetapi menggunakan cara-cara yang sama." Filsafat Kupu-Kupu Kami belajar pada kupu-kupu. Bukankah kupu-kupu terlihat elok rupawan dan memukau banyak mata? Padahal, awalnya dia hanya seekor ulat yang menjijikkan. Tapi setelah ia berubah rupa menjadi kupu-kupu yang cantik, siapa yang tidak suka melihatnya? Sejarah hidup kupu-kupu Sebelum ia bersalin rupa menjadi elok dan cantik, ia telah melewati berbagai tahap kehidupan. Dulu, ia hanya seekor ulat yang buruk rupa, hidupnya merayap di dahan dan dedaunan, dan kalau tidak beruntung hidupnya berakhir di makan burung atau serangga pemangsanya. setelah matang menjalani kehidupan sebagai ulat, ia pun mencari tempat yang aman dan berubah menjadi kepompong. Badanya terbujur kaku menggantung di dahan dan dedaunan. Ia tak peduli walau siang hari panas terik menyengatnya, dan malam hari dingin menusuknya. B